
Mengapa Korea Terpecah? Penjelasan Sejarah Korea Utara dan Korea Selatan
Pendahuluan
Hari ini kita mengenal dua negara dengan nama hampir sama: Korea Utara (Democratic People’s Republic of Korea) dan Korea Selatan (Republic of Korea). Tapi tahukah Anda bahwa dulunya Korea adalah satu negara bersatu selama berabad-abad sebelum akhirnya terpecah pasca Perang Dunia II? Artikel ini akan mengulas secara lengkap latar belakang, penyebab, dan dampak dari terpecahnya Semenanjung Korea.
Sejarah Awal Korea Sebelum Terpecah
Korea memiliki sejarah panjang sebagai kerajaan yang bersatu, dimulai dari Dinasti Gojoseon hingga dinasti-dinasti besar seperti Goguryeo, Silla, dan Goryeo (yang menjadi asal nama “Korea”). Kerajaan Joseon (1392–1897) merupakan salah satu kerajaan paling berpengaruh yang kemudian dilanjutkan oleh Kekaisaran Korea hingga awal abad ke-20.
Pada awal abad ke-20, Korea menjadi pusat perebutan pengaruh antara tiga kekuatan besar: Tiongkok, Rusia, dan Jepang. Sayangnya, pada tahun 1910, Jepang secara resmi mencaplok Korea dan menjadikannya koloni, memulai masa penjajahan yang menyakitkan selama 35 tahun.
Pendudukan Jepang dan Awal Mula Konflik
Dari tahun 1910 hingga 1945, Jepang menjajah Korea dan menerapkan kebijakan asimilasi yang keras. Bahasa Korea dilarang, budaya lokal ditekan, dan rakyat dipaksa bekerja untuk kepentingan Jepang, termasuk menjadi pekerja paksa dan tentara. Banyak perlawanan muncul, tetapi umumnya ditumpas dengan kekerasan.
Penjajahan ini menimbulkan luka sejarah mendalam yang masih terasa hingga kini, dan juga menjadi pemicu penting dalam dinamika politik di Korea setelah kemerdekaan.
Perang Dunia II dan Pembebasan Korea
Pada akhir Perang Dunia II (1945), Jepang menyerah setelah dijatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Kekalahan Jepang berarti berakhirnya pendudukan atas Korea. Namun, masalah baru muncul: siapa yang akan mengontrol Korea setelah Jepang mundur?
Amerika Serikat dan Uni Soviet, dua kekuatan utama pemenang perang, setuju untuk membagi Korea secara sementara di garis lintang 38 derajat utara. Uni Soviet mengontrol utara, sementara Amerika Serikat mengelola selatan. Awalnya, pembagian ini bersifat administratif, bukan pemisahan permanen.
Pembentukan Dua Negara Korea
Sayangnya, ketegangan Perang Dingin membuat kompromi antara dua kekuatan tersebut mustahil. Di utara, Uni Soviet mendukung pembentukan pemerintahan komunis di bawah Kim Il-sung. Di selatan, AS membantu membentuk pemerintahan demokratis di bawah Syngman Rhee.
Pada tahun 1948, dua negara resmi terbentuk:
- Korea Utara (DPRK), dengan ideologi komunis dan kepemimpinan Kim Il-sung
- Korea Selatan (ROK), dengan sistem demokrasi dan sekutu Amerika Serikat
Perang Korea (1950–1953)
Puncak konflik terjadi ketika Korea Utara, dengan dukungan Soviet dan Tiongkok, menyerang Korea Selatan pada 25 Juni 1950. Serangan ini memicu Perang Korea, yang mengakibatkan jutaan korban jiwa dan kehancuran luas.
Amerika Serikat memimpin pasukan PBB untuk membantu Korea Selatan, sementara Tiongkok mengirim ratusan ribu tentara membantu Korea Utara. Setelah tiga tahun perang sengit, gencatan senjata ditandatangani pada 27 Juli 1953 di Panmunjom, tetapi tidak pernah ada perjanjian damai resmi. Garis demarkasi militer (DMZ) pun terbentuk sebagai perbatasan de facto.
Garis 38 Derajat dan Zona Demiliterisasi (DMZ)
Saat ini, perbatasan antara Korea Utara dan Selatan dikenal sebagai DMZ (Demilitarized Zone), zona sepanjang 250 km yang menjadi salah satu wilayah militer paling ketat di dunia. Ironisnya, zona ini juga menjadi simbol ketegangan dan keinginan reunifikasi yang belum tercapai.
Perbedaan Sistem Politik dan Ekonomi
Setelah terpecah, kedua Korea mengambil jalan yang sangat berbeda:
- Korea Utara: Sistem komunis tertutup, dipimpin oleh keluarga Kim hingga hari ini. Ekonominya terisolasi dan bergantung pada bantuan luar negeri. Mengembangkan program nuklir sebagai bagian dari kekuatan pertahanannya.
- Korea Selatan: Sistem demokrasi kapitalis, berkembang menjadi salah satu ekonomi terbesar di Asia. Merek-merek seperti Samsung, Hyundai, dan LG berasal dari Korea Selatan. Negara ini juga menjadi pusat budaya global lewat K-Pop dan drama Korea.
Usaha Reunifikasi dan Hambatannya
Beberapa kali telah ada usaha dialog dan pertemuan antara dua Korea, seperti pertemuan di era Moon Jae-in dan Kim Jong-un. Namun, perbedaan ideologi, sistem pemerintahan, dan kepentingan geopolitik menjadikan reunifikasi sangat sulit.
Hambatan terbesar:
- Ketidakpercayaan antara kedua pihak
- Ancaman militer dan senjata nuklir Korea Utara
- Kepentingan strategis negara-negara besar (AS, Tiongkok, Rusia)
Pengaruh Terhadap Dunia dan Asia
Pembagian Korea telah menciptakan salah satu titik konflik paling serius di dunia. Dunia sering kali khawatir akan pecahnya perang baru, terutama ketika Korea Utara melakukan uji coba nuklir. Namun, kawasan ini juga menjadi pusat perhatian dalam hal diplomasi perdamaian.
Kesimpulan
Korea terpecah karena kombinasi faktor sejarah, kolonialisme Jepang, Perang Dunia II, Perang Dingin, dan Perang Korea. Meskipun awalnya pembagian bersifat sementara, namun kini telah menjadi permanen dengan konsekuensi politik, sosial, dan ekonomi yang sangat besar.
Harapan akan perdamaian dan reunifikasi tetap hidup, terutama di kalangan generasi muda Korea. Namun selama perbedaan ideologis dan kepentingan global masih mendominasi, dua Korea kemungkinan besar akan tetap terpisah untuk waktu yang lama.